Resensi Sepatu Dahlan : Sepatu Yang Menginspirasi
Judul
: Sepatu Dahlan
Penulis
: Khrisna Pabichara
Penerbit
: Noura
Books (P.T Mizan Publika), Cetakan I, Mei 2012
Tebal
: 369
halaman
Harga
:
Rp62.000,00
Karir Khrisna Pabichara, seorang putera
Makassar, Sulawesi Selatan yang lahir pada 10 November 1975 merupakan sosok
penyuka prosa yang telah melahirkan sebuah kumpulan cerita pendek yang berjudul
Mengawini Ibu : Senarai Kisah yang Menggetarkan (Kayla Pustaka, 2010). Novel
ini, Sepatu Dahlan, adalah buku ke-14 yang dianggitnya. Sekarang beliau
bekerja sebagai penyunting lepas dan aktif dalam berbagai literasi. Beliau juga
bisa disapa dan diajak berbincang dalam berbagai hal, terutama pernak pernik
#bahasaIndonesia lewat akun twitternya @1bichara.
Sepatu
Dahlan, sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan hidup seorang remaja
miskin di sebuah desa bernama Kebon Dalem. Kehidupan yang keras karena
kemiskinan mengajarinya untuk tetap bertahan dalam hidup. Rasa perih karena
lapar adalah sahabat baik yang enggan pergi. Dia juga tak pernah lupa akan dua
cita-cita besarnya yaitu sepeda dan sepatu sebagai bukti perjuangan dalam
meraih ilmu. Namun, bukan berarti ia kehilangan keriangan masa kecilnya,
karena ia memiliki sebuah persahabatan murni yang begitu indah. Ketegasan Ayah
dan kelembutan hati sang Ibu selalu menyemangatinya untuk terus berjuang.
Benar-benar
novel yang inspiratif. Novel yang menceritakan latar belakang terbentuknya
seorang sosok istimewa negeri ini, yaitu Bapak Dahlan Iskan, menteri BUMN yang
amat sederhana ini. Walaupun beberapa adegan dan tokoh dalam novel ini tidak
semuanya sama dengan kenyataan yang sesungguhnya, namun semangatnya tetap sama,
semangat untuk selalu berjuang dan bertahan dalam berbagai persoalan hidup yang
mendera, semangat hidup bagi orang miskin yang harus dijalani apa adanya.
Membicarakan
sosok Dahlan Iskan, maka kita akan teringat aksinya yang cenderung
kontroversial, seperti membongkar palang jalan tol, naik ojek untuk rapat
menteri, lebih sering memakai sepatu kets daripada pantofel mengkilat ataupun
menolak kendaraan menteri yang menjadi fasilitas, memang menjadi daya tarik
bagi Bapak DIS panggilan akrabnya di tengah-tengah pejabat kita yang sepertinya
makin rakus dengan harta benda, hingga gaji yang disediakan sudah besar, tetap
saja terasa kurang.
Hal-hal unik dari Pak Dahlan inilah, yang mungkin
menarik seorang Krisna Pabichara untuk membuat sebuah “karya” khusus yang
didekasikan untuk Pak Dahlan. Sangat jarang, saya kira, tokoh Indonesia
dibuatkan novel, tidak termasuk biografi, hingga pasti “Sepatu Dahlan” adalah
sebuah gagasan baru, berlatar belakang kekontroversialan Pak Dahlan di
masyarakat. Dan tentunya merupakan novel yang menginspiratif kita semua.
Tugas 2 Penulisan Kreatif ( Resensi Buku )
Tugas 2 Penulisan Kreatif ( Resensi Buku )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar